September 01, 2009

PROGRESSIVE ROCK

Oleh XYZ From A 2 Z Lost Information

Progressive Rock menurut pemahaman saya pribadi sebagai penikmat musik yang boleh dibilang awam adalah gaya bermusik yang mengekflorasi kemampuan bermusik (skill memainkan alat musik) masing-masing personilnya, disamping itu mereka yang mengusung gaya bermusik progressive rock kadang dan bahkan sering memasukkan unsur yang gak lazim dalam musiknya, misalnya memasukkan gaya-gaya oriental atau tradisional, bahkan sampai nada pentatonis mereka kawinkan dengan nada diatonis dan dibalut dengan kentalnya gemuruh musik rock. Didalam perkembangannya, terutama kalau diukur dari segi bisnis musik, membawakan progressive rock memang cenderung kurang menguntungkan. Gaya bermusik seperti itu lebih cenderung memuaskan ego dan idealis para pemusiknya sendiri, sementara pasar musik dunia lebih cenderung menikmati sajian musik yang ringan, enak di kuping dan mudah dicerna. Tidak heran banyak produser-produser yang kurang berani untuk menjual karya-karya mereka ke pasar. Tapi dari sekian banyak grup-grup pengusung progressive rock ada, juga banyak yang bisa eksis dan melegenda di dunia musik rock, misalnya: Yes, Genesis, Risk Wackeman, Rush, Pink Floyd, Jethro Tull dll, belakangan muncul macam Dream Theatre. Mereka bisa eksis dengan jor-joran mengeksflorasi idealismenya dalam bermusik tapi bisa juga menundukkan segi bisnisnya.

Untuk di Indonesia pada dekade 70-an banyak bermunculan grup-grup progressive rock misalnya: Guruh Gipsy memainkan elemen-elemen rock yang mereka padukan dengan gamelan bali. Gank Pegangsaan yang membawakan musik rock dengan komposisi yang sangat lebar dan rumit, bahkan gitarisnya (Odink Nasution) dalam wawancara di radio M 97 Fm Classic Rock Station-Jakarta, mengakui kalau dia sering tegang sendiri di panggung takut main gitarnya terpeleset. Tidak ketinggalan Godbless-pun memainkan jenis musik ini, pentolan musik rock dari kota Bandungpun tidak mau kalah misalnya The Rollies yang sangat kental dengan tiupan Brass Sectionnya (Kayaknya sampai sekarang belum ada lagi grup musik rock pengganti The Rollies yang berani mengeksflore permainan Brass Section) gaya bermusik mereka memang berkiblat ke gaya Blood Sweat and Tears dan Chicago.

Yang sangat menarik dan kayaknya penting sebagai referensi untuk anak-anak band sekarang ini, permainan rumit yang mereka suguhkan benar-benar bisa mereka mainkan dengan sempurna (live) di panggung (tidak hanya di dalam bilik rekaman). Tidak aneh kalo banyak personilnya yang kebagian memainkan alat musik mendouble, tapi bisa mereka kuasai sepenuhnya. Ambil contoh adalah Geddy Lee dari Kelompok Rush, di dalam pentas livenya disamping sebagai Lead Vocal dia juga memainkan Bass dan Keyboard. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar